Senin, 13 Oktober 2014

makalah filsafat ilmu

Tugas filsafat
Urgensi menejemen pendidikan
(dalam perspektif filsafat)
Di susun guna memenuhi tugas  UTS (ulangan tengah semester)













1.      Dilihat dari segi ontologis


Apa itu manejement pendidikan ,,?
Pendidikan adaalah suatu proses transfer  dari satu subyek ke subyek yang lain (barnet) jadi kita bisa menyimpulkan bahwa sanya pendidikan adalah suatu interaksi yang yang terjadi diantar dua subyek atau lebih yang terangkum dalam suatu kagiatan yang khusus(formal) , atau dalam suatu keadaan yang terbiasa atau laluasa (non formal), namun dalam segi kajian filsafat kita bisa mendevinisikan pendidikan adalah prosesn pengajaran antara satu subyek dan subyek yang lain, namun jika kita bisa menilai dari segi yang lain missal nya dari segi apa itu pendidikan kita akan menemukan beberapa kemungkinan yangn sangat menakjubkan.
Pendidikan , dalam konteks keberadaan dan hakekat kehidupan manusia, merupakan pembentukan kepribadian manusia, yaitu mengembangkan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk beragama (religius). Dengan melihat aspek yang demikian luas yang akan dicapai oleh pendidikan, maka pengaturan atau manajemen terhadapnya, mutlak diperlukan. Mulai manajemen peserta didik, pendidik (sebagai elemen sentral) , proses pendidikan, biaya pendidikan, serta beberapa komponen dalam pendidikan lainnya, Kebaikan tanpa di manej dengan baik akan dikalahkan dengan keburukan yang di manej dengan baik, Demikian pula, pendidikan yang notabene diarahkan kepada kebaikan tidak akan berarti apa-apa , jika tidak diatur dengan baik. Manajemen atau pengaturan, amat menentukan terhadap hasil yang akan dicapai oleh suatu pendidikan.
2.                       Dilihat dari segi epistimologis
Mengapa harus ada manejement pendidikan,,,,?
Permasalahan-permasalahan dalam pendidikan cukup beragam. Mulai dari persoalan mendasar mengenai perencanaan pendidikan, pengorganisasian, kepemimpinan, serta pengawasan pendidikan. Sehingga dibutuhkan penguasaan untuk mengkaji masalah-masalah, kelemahan, dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Pendidikan lebih banyak mengarah kepada manusia. ”Hanya manusia yang bisa dididik” ( Nurcholis Majid.) Sehingga upaya – upaya pendidikan kepada manusia harus mengacu kepada hakekat tujuan pendidikan manusia itu sendiri. Kompleksitas pendidikan yang akan diterapkan kepada manusia, sejalan dengan kompleksitas pemahaman terhadap manusia. Hal ini mengingat manusia merupakan sebuah makhluq teramat canggih dari Sang Pencipta. Persoalan tentang apa itu fikiran, akal, jiwa, fisik manusia sendiri cukup demikian rumitnya. Sehingga penerapan ilmu untuk mendidik manusia dengan kompleksitas tersebut akhirnya beragama.
Tidak hanya sekedar psikologi, paedagogi, sosiologi, biologi, morfologi, seni, kosmologi , neurology dan banyak cabang ilmu lain yang digunakan sebagai upaya untuk mendidik manusia.Dari sisi ini sangat difahami, jika untuk mendidik manusia dibutuhkan tingkat kerumitan tingkat tinggi. Dalam konteks pendidikan di sebuah sekolah, universitas maupun pondok pesantren misalnya, pendidikan yang diterapkan membutuhkan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang kuat, kepemimpinan yang memberdayakan seluruh civitas akademika, juga evaluasi yang cermat.
3.                       Di lihat dari sudut pandang aksiologis
Untuk  apa menejement dalam pendidikan,,,?
Pada dasarnya penerapan ataupun pelaksanaan tugas ”mendidik” yang dilakukan oleh seorang guru ” hanya guru itu sendiri yang tahu” dalam arti bahwa pelaksanaan tugas itu tergantung dari apa yang menjadi ”motivasi”( niat ) dan ” tujuan ” semula dari guru itu sendiri. Dalam hal ini ada guru yang:
·  ’semula tidak tahu bahwa dia akan menjadi guru’,
·  semula menganggap menjadi guru itu’ mudah’
·  menjadi guru karena ingin punya pekerjaan dan penghasilan tetap
·  sejak kecil bercita –cita menjadi guru
·  merasa terpanggil untuk mengabdikan dirisebagai guru , dll.

Konteks diatas senantiasa akan menjadi acuan pelaksanaan tugas seorang guru apabila tidak ada hal – hal yang mampu meng’counter’nya baik secara intern maupun ekstern.
Berdasarkan pengalaman dapat dikemukakan beberapa hal sehubungan dengan praktek manajemen pendidikan di antaranya:
·         Menej perilaku siswa ketika berada dilingkungan sekolah dengan membuat suatu peraturan kehidupan siswa disekolah ( perdupsis) dan memahamkannya kepada seluruh warga sekolah untuk senantiasa melaksanakannya
·         Memanaje perilaku guru agar menjadi contoh bagi siswa
·          Memanaje kegiatan pembelajaran melalui penerapan PAKEM
·         Memanaje hubungan baik dengan orang tua melalui pelaksanaan rapat Komite dan informasi kegiatan sekolah lainnya secara rutin dan berkala.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar