Tugas filsafat
Urgensi menejemen pendidikan
(dalam perspektif filsafat)
Di susun guna memenuhi tugas
UTS (ulangan tengah semester)

1. Dilihat dari segi ontologis
Apa itu manejement pendidikan ,,?
Pendidikan adaalah suatu proses
transfer dari satu subyek ke subyek yang
lain (barnet) jadi kita bisa menyimpulkan bahwa sanya pendidikan adalah suatu
interaksi yang yang terjadi diantar dua subyek atau lebih yang terangkum dalam
suatu kagiatan yang khusus(formal) , atau dalam suatu keadaan yang terbiasa
atau laluasa (non formal), namun dalam segi kajian filsafat kita bisa
mendevinisikan pendidikan adalah prosesn pengajaran antara satu subyek dan
subyek yang lain, namun jika kita bisa menilai dari segi yang lain missal nya
dari segi apa itu pendidikan kita akan menemukan beberapa kemungkinan yangn
sangat menakjubkan.
Pendidikan , dalam konteks keberadaan dan
hakekat kehidupan manusia, merupakan pembentukan kepribadian manusia, yaitu
mengembangkan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila,
dan makhluk beragama (religius). Dengan melihat aspek yang demikian luas yang
akan dicapai oleh pendidikan, maka pengaturan atau manajemen terhadapnya,
mutlak diperlukan. Mulai manajemen peserta didik, pendidik (sebagai elemen
sentral) , proses pendidikan, biaya pendidikan, serta beberapa komponen dalam
pendidikan lainnya, Kebaikan tanpa di manej dengan baik akan dikalahkan dengan
keburukan yang di manej dengan baik, Demikian pula, pendidikan yang notabene diarahkan kepada kebaikan tidak
akan berarti apa-apa , jika tidak diatur dengan baik. Manajemen atau
pengaturan, amat menentukan terhadap hasil yang akan dicapai oleh suatu
pendidikan.
2.
Dilihat dari segi epistimologis
Mengapa harus ada manejement pendidikan,,,,?
Permasalahan-permasalahan dalam pendidikan
cukup beragam. Mulai dari persoalan mendasar mengenai perencanaan pendidikan,
pengorganisasian, kepemimpinan, serta pengawasan pendidikan. Sehingga
dibutuhkan penguasaan untuk mengkaji masalah-masalah, kelemahan, dalam mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Pendidikan lebih banyak mengarah kepada
manusia. ”Hanya manusia yang bisa dididik” ( Nurcholis Majid.) Sehingga upaya –
upaya pendidikan kepada manusia harus mengacu kepada hakekat tujuan pendidikan
manusia itu sendiri. Kompleksitas pendidikan yang akan diterapkan kepada
manusia, sejalan dengan kompleksitas pemahaman terhadap manusia. Hal ini
mengingat manusia merupakan sebuah makhluq teramat canggih dari Sang Pencipta.
Persoalan tentang apa itu fikiran, akal, jiwa, fisik manusia sendiri cukup
demikian rumitnya. Sehingga penerapan ilmu untuk mendidik manusia dengan
kompleksitas tersebut akhirnya beragama.
Tidak hanya sekedar psikologi, paedagogi,
sosiologi, biologi, morfologi, seni, kosmologi , neurology dan banyak cabang
ilmu lain yang digunakan sebagai upaya untuk mendidik manusia.Dari sisi ini
sangat difahami, jika untuk mendidik manusia dibutuhkan tingkat kerumitan
tingkat tinggi. Dalam konteks pendidikan di sebuah sekolah, universitas maupun
pondok pesantren misalnya, pendidikan yang diterapkan membutuhkan perencanaan
yang matang, pengorganisasian yang kuat, kepemimpinan yang memberdayakan
seluruh civitas akademika, juga evaluasi yang cermat.
3.
Di lihat dari sudut pandang aksiologis
Untuk apa
menejement dalam pendidikan,,,?
Pada dasarnya penerapan ataupun pelaksanaan
tugas ”mendidik” yang dilakukan oleh seorang guru ” hanya guru itu sendiri yang
tahu” dalam arti bahwa pelaksanaan tugas itu tergantung dari apa yang menjadi
”motivasi”( niat ) dan ” tujuan ” semula dari guru itu sendiri. Dalam hal ini ada guru yang:
· ’semula tidak tahu bahwa dia akan menjadi
guru’,
· semula menganggap menjadi guru itu’ mudah’
· menjadi guru karena ingin punya pekerjaan
dan penghasilan tetap
· sejak kecil bercita –cita menjadi guru
· merasa terpanggil untuk mengabdikan
dirisebagai guru , dll.
Konteks diatas senantiasa akan menjadi
acuan pelaksanaan tugas seorang guru apabila tidak ada hal – hal yang mampu
meng’counter’nya baik secara intern maupun ekstern.
Berdasarkan pengalaman dapat dikemukakan
beberapa hal sehubungan dengan praktek manajemen pendidikan di antaranya:
·
Menej perilaku siswa ketika berada dilingkungan
sekolah dengan membuat suatu peraturan kehidupan siswa disekolah ( perdupsis)
dan memahamkannya kepada seluruh warga sekolah untuk senantiasa melaksanakannya
·
Memanaje perilaku guru agar menjadi contoh bagi siswa
·
Memanaje
kegiatan pembelajaran melalui penerapan PAKEM
·
Memanaje hubungan baik dengan orang tua melalui
pelaksanaan rapat Komite dan informasi kegiatan sekolah lainnya secara rutin
dan berkala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar