Senin, 13 Oktober 2014

HAKIKAT KEBENARAN DAN PENGETAHUAN  TENTANG TANGGUNG JAWAB DAN KEADILAN


Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Oleh :
1.     Emha Arif  B                 111 11 099
2.     Wisnu Ginanjar             111 11 091
3.     Yanuar  Rifki                 111 11

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SALATIGA
2012



BAB I
Pendahuluan
Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan manusia. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi selalu berusaha mencari atau berada pada kebenaran. Manusia memiliki pemikiran, pemahaman, imajinasi, nalar dalam setiap pemecahan masalah. Dalam dunia filsafat ilmu, kebenaran berkaitan erat dengan pengetahuan (ilmu). Yakni kebenaran secara ilmiah yang diperoleh dari kegiatan ilmiah,  melalui penelitian, proses hitung dan pengujian data secara ilmiah. Berbicara tentang kebenaran ilmiah tidak bisa dilepaskan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri sejauh mana dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Di samping itu proses untuk mendapatkannya haruslah melalui tahap-tahap metode ilmiah.  Berbicara tentang kebenaran ilmiah tidak bisa dilepaskan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri sejauh mana dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Di samping itu proses untuk mendapatkannya haruslah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Berdasarkan kedua sisi pemahaman di atas, dapat ditunjukkan bahwa pengetahuan merupakan sebuah kegiatan intensional berupa pengalaman sadar.  
Para filsuf epistemolog, cenderung mengartikan pengetahuan sebagai hal yang menelaah hakikat, jangkauan, pengandaian, metode, sumber-sumber, syarat-syarat, kebenaran, kepastian, dan pertanggungawaban pengetahuan. Di kaitkan dengan tanggung jawab dan keadilan, Istilah tanggung jawab, secara etimologis menunjuk pada dua sikap dasar ilmu dan ilmuwan, yaitu; tanggung dan jawab. Ilmu dan ilmuan, termasuk lembaga keilmuan, dalam hal ini, wajib menanggung dan wajib menjawab setiap hal yang diakibatkan oleh ilmu itu sendiri maupun permasalahan-permasalahan yang tidak disebabkan olehnya. Ilmu, ilmuwan, dan lembaga keilmuan bukan hanya berdiri di depan tugas keilmuannya untuk mendorong kemajuan ilmu, dalam percaturan keilmuan secara luas, tetapi juga harus berdiri di belakang setiap akibat apa pun yang dibuat oleh ilmu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ilmu dalam ilmuwan, termasuk lembaga keilmuan, tidak dapat mencuci tangan dan melarikan diri dari tanggung jawab keilmuannya.
Hakikat keadilan sendiri adalah tidak harus sama rata, di sesuaikan dengan kapasitasnya. Keadilan adalah dimana kita membagi sesuatu sesuai kebutuhan, tempat dan fungsinya, tak selalu harus harus sama rata, akan tetapi melihat kebutuhan masing masing yang ingin di bagi. adil jaga di artikan benar. Benar dalam artian, tindakan yang adil (keadilan) adalah tindakan yang harus benar. benar pada kapasitasnya, ukuranya dan kebutuhan.


BAB II
ISI
A.    HAKIKAT KEBENARAN DAN PENGRTAHUAN
1.     Hakikat kebenaran
a.      Kebenaran ilmiah
Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.

1.       Kebenaran Pragmatis: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila memiliki kegunaan/manfaat praktis dan bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, Yadi mau bekerja di sebuah perusahaan minyak karena diberi gaji tinggi. Yadi bersifat pragmatis, artinya mau bekerja di perusahaan tersebut karena ada manfaatnya bagi dirinya, yaitu mendapatkan gaji tinggi.
  1. Kebenaran Koresponden: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Teori koresponden menggunakan logika induktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Dengan kata lain kesimpulan akhir ditarik karena ada fakta-fakta mendukung yang telah diteliti dan dianalisa sebelumnya. Contohnya, Jurusan teknik elektro, teknik mesin, dan teknik sipil Undip ada di Tembalang. Jadi Fakultas Teknik Undip ada di Tembalang.
  2. Kebenaran Koheren: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila konsisten dan memiliki koherensi dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Teori koheren menggunakan logika deduktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal umum ke khusus. Contohnya, seluruh mahasiswa Undip harus mengikuti kegiatan Ospek. Luri adalah mahasiswa Undip, jadi harus mengikuti kegiatan Ospek.

a. Kebenaran non-ilmiah
Berbeda dengan kebenaran ilmiah yang diperoleh berdasarkan penalaran logika ilmiah, ada juga kebenaran karena faktor-faktor non-ilmiah. Beberapa diantaranya adalah:
1.       Kebenaran Karena Kebetulan: Kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena kadang kita sering tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Namun satu atau dua kebetulan bisa juga menjadi perantara kebenaran ilmiah, misalnya penemuan kristal Urease oleh Dr. J.S. Summers.
  1. Kebenaran Karena Akal Sehat (Common Sense): Akal sehat adalah serangkaian konsep yang dipercayai dapat memecahkan masalah secara praktis. Kepercayaan bahwa hukuman fisik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk kebenaran akal sehat ini. Penelitian psikologi kemudian membuktikan hal itu tidak benar. 
  2. Kebenaran Agama dan Wahyu: Kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain tidak.
  3. Kebenaran Intuitif: Kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir. Kebenaran intuitif sukar dipercaya dan tidak bisa dibuktikan, hanya sering dimiliki oleh orang yang berpengalaman lama dan mendarah daging di suatu bidang. Contohnya adalah kasus patung Kouros dan museum Getty diatas.
  4. Kebenaran Karena Trial dan Error: Kebenaran yang diperoleh karena mengulang-ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi dan paramater-parameter sampai akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.
  5. Kebenaran Spekulasi: Kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang dipikirkan secara matang. Dikerjakan dengan penuh resiko, relatif lebih cepat dan biaya lebih rendah daripada trial-error.
  6. Kebenaran Karena Kewibawaan: Kebenaran yang diterima karena pengaruh kewibawaan seseorang. Seorang tersebut bisa ilmuwan, pakar atau ahli yang memiliki kompetensi dan otoritas dalam suatu bidang ilmu. Kadang kebenaran yang keluar darinya diterima begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar tapi juga bisa salah karena tanpa prosedur ilmiah.

2.     Hakikat pengetahuan

a.       Pengetahuan bertumbuh dari tahap pra ilmiah ke tahap pengetahuan ilmiah. Pengetahuan pra ilmiah adalah pengetahuan sehari-hari yang tidak atau belum diolah, dikaji, dan disusun, serta dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bentuk pengetahuan pra ilmiah, dapat berupa pandangan umum (common sense), keyakinan –keyakinan hidup, atau tradisi, dan sebaginya.
b.      Pengetahuan ilmiah adalah bentuk pengetahuan yang telah diolah, dikritisi, diuji, dikembangkan, dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah berdasarkan prosedur, norma-norma dan metode berpikir ilmiah. Pengetahuan ilmiah tersebut dapat dibagi dalam bentuk pengetahuan empiris dan pengetahuan teoretik

B.     Pengetahuan dan kebenaran berdasarkan Definisi

Perbincangan tentang pengetahuan tidak lepas dari pembahasan yang berkaitan dengan kebenaran. Kebenaran merupakan tujuan akhir dari sebuah pengetahuan. Pengetahuan yang dianggap benar adalah pengetahuan yang menemukan kebenaran. Dalam pembahasan mengenai hakikat ilmu pengetahuan bahwa secara sederhana bahwa segala sesuatu yang diketahui oleh manusia melaui suatu proses baik sistematis atau tidak, menggunakan metode yang disepakati atau tidak maka dapat dikelompokkan sebagai sebuah pengetahuan biasa dan pengetahuan Ilmiah, yang terkait dengan objek dari suatu pengetahuan. Jadi pengetahuan dan kebenaran adalah merupakan dua hal yang berbeda dan tidak dapat dipisahkan.
Pengetahuan dan kebenaran berkaitan satu dengan lainnya. Dari definisi pengetahuan yang bersumber dari Encyclopedia of Philosophy, bahwa pengetahuan itu adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Hal ini berarti bahwa pengetahuan itu adalah merupakan sebuah bentuk keyakinan atau penerimaan secara utuh tentang kebenaran sesuatu itu. Sesuatu yang benar dan dipahami serta diterima secara utuh disebut sebagai pengetahuan. Sementara dari definisi pengetahuan yang dirumuskan oleh Sidi Gazalba, apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui. Mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf, mengerti, benar dan pandai. Dengan demikian pengetahuan itu harus benar yang kemudian di kenal dengan baik dimengerti dengan benar dan dapat dilakukan dengan benar pula. Sehingga antara kebenaran dan pengetahuan itu saling terkait satu sama lain. Pengetahuan itu harus benar, atau tidak benar maka bukan pengetahuan tetapi kekeliruan atau kontradiksi.

Teori Pengetahuan dan kebenaran

Berkaitan dengan pembahasan tentang pengetahuan dan kebenaran yang dihubungkan dengan hakikat ilmu pengetahuan, terdapat dua teori yang digunakan untuk mengetahuinya yaitu:
  1. Teori Realisme, teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Menurut teori Realisme yang dimaksudkan dengan pengetahuan adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata. Gambaran sebenarnya inilah yang memuat kebenaran. Artinya bahwa jika pandangan terhadap alam itu tidak sesuai dengan realitas yang ada (terdapat penyimpangan) atau tidak benar, maka apapun yang dihasilkannya bukan sebuah kebenaran dan bukan sebuah pengetahuan. Dengan demikian ukuran kebenaran pengetahuan itu didasarkan pada kesesuaian realitas yang diperolehnya dengan informasi yang disampaikannya atau disimpulkan. Jika informasi tersebut memuat kebenaran, maka kebenaran yang disampiakan itulah yang disebut pengetahuan yang benar, dan jika informasi yang disampaikannya salah maka itulah yang dikategorikan pengetahuan salah (baca: bukan pengetahuan)
  2. Teori Idealisme, teori ini menerangkan bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental/ psikologis yang bersifat subjektif. Sifat dari pandangan idealisme ini lebih menitik beratkan pada pengumpulan data yang bersifat subjektif yang dirumuskan dalam bentuk kesimpulan. Ukuran kebenaran yang digunakan di dasarkan pada subjektifitas seseorang. Sehingga sesuatu obyek dianggap sebagai Pengetahuan tak lebih dari sebuah gambaran subjektif tentang sesuatu yang ada dalam alam yang di dasarkan pada pendapat atau penglihatan orang yang mengalami dan mengetahuinya. Berarti bahwa pengetahuan dan kebenaran dalam konteks ini sangat bersifat subjektif di mana premis pokok yang dijadikan landasan adalah jiwa dimana kedudukan jiwa menjadi sangat utama untuk merumuskan kesimpulan atau kebenaran dari alam semesta.
Berdasarkan analisis terhadap pengetahuan dan kebenaran ini, maka rumusan Pengetahuan (knowledge) merupakan terminologi generik yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia. Pengetahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang mampu menangkap alamdan kehidupannya serta mengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan. Bagaimana rumusan tujuan pengetahuan tersebut akan dibahas pada tujuan manusia mempunyai pengetahuan
C.    Tanggung jawab kebenaran dan pengetahuan (ilmu)
Berbicara mengenai tanggung jawab keilmuan, adalah sesuatu hal yang secara tidak langsung mengenai tanggung jawab manusia, dalam hal ini, ilmuwan yang  mencari, mempraktikkan, dan menerapkan, atau menggunakan ilmu atau pengetahuan tersebut dalam kehidupan. Maksudnya, ilmu sebagai bagian dari kebijaksanaan manusia dengan segala usaha sadar yang dilakukan untuk memanusiakan diri dan lingkungannya, tidak dapat dipisahkan dari aspek tanggung jawab dimaksud. Ilmu dan ilmuwan, sebagai seorang anak manusia, karenanya, wajib menanggung setiap akibat apa pun yang disebabkan oleh ilmu itu sendiri, baik dari sisi teoretisnya maupun sisi praktiknya. Dan para ilmuan harus mempertanggung jawabkan kebenaran dari ilmu yang di dapatkan. Ilmu dan ilmuwan juga wajib menjawab dalam arti merespons dan memecahkan setiap masalah yang diakibatkan oleh ilmu maupun yang tidak disebabkan oleh ilmu itu sendiri. Tanggung jawab keilmuan, dalam ini, bukan merupakan beban, tetapi merupakan ciri martabat keilmuan dan ilmuwan itu sendiri. Konsekuensinya, semakin tinggi ilmu maka semakin tinggi dan besar tanggung jawab yang diemban oleh ilmu, ilmuwan dan lembaga keilmuan itu sendiri.


D.    Keadilan dalam kebenaran dan pengetahuan
Hakikat keadilan sendiri adalah tidak harus sama rata, di sesuaikan dengan kapasitasnya. Keadilan adalah dimana kita membagi sesuatu sesuai kebutuhan, tempat dan fungsinya, tak selalu harus harus sama rata, akan tetapi melihat kebutuhan masing masing yang ingin di bagi. adil jaga di artikan benar. Benar dalam artian, tindakan yang adil (keadilan) adalah tindakan yang harus benar. benar pada kapasitasnya, ukuranya dan kebutuhan. Kaitanya dengan kebenaran. Bahwasanya, keadilan haqiqi adalah keadilan yang memperhatikan aspek dari kebenaran. Kebenaran adalah bagian pokok dari keadilan itu sendiri. Suatu hal bisa di katakan adil adalah bila melihat dari segi kebenaran, apakah sudah sesuai dengan kebutuhannya, kapasitasnya, ukuranya dan haknya.
Kaitanya dengan pengetahuan, keadilan adalah bagian dari ilmu. Kita tidak akan tau apakah suatu hal itu bisa di katakan adil jika tidak mengetahui ilmunya. Bagaimana sesuatu hal itu di bilang adil kalau tidak paham arti dari keadilan sendiri. Dengan ilmu kita bisa mengerti dan memahami hakikat dari keadilan.










Kesimpulan
Pada dasarnya hakikat kebenaran berkaitan erat dengan pengetahuan. Kebenaran merupakan tujuan akhir dari sebuah pengetahuan. Pengetahuan yang dianggap benar adalah pengetahuan yang menemukan kebenaran. Terutama pada penegetahuan yang secara ilmiah. Dalam ilmu (pengetahuan) harus benar-benar bisa mempertanggung jawabkan kebenaran dari hasil dari ilmunya. Manusia sebagai makhluk berfikir memiliki pemikiran, pemahaman, imajinasi, nalar dalam setiap pemecahan masalah tentunya mengerti bahwa fungsi dari pikiranya adalah mencari kebenaran. Dalam kaitanya dengan tanggung jawab dan keadilan



2 komentar:

  1. kaaaa footnote nya dong ka sumbernya dari mana ajaaa 😢 saya adek kelasmu loh ini

    BalasHapus
  2. Casino Site | Play your lucky club Casino Online
    Casino Site · 1. Sign Up 카지노사이트luckclub For Club · 2. Enter Code · 3. Login · 4. Deposit · 5. Receive Welcome Bonus. · 6. Deposit · 7. Make Deposit · 8.

    BalasHapus